Mendengar kata Mangut Lele pastilah akan mengarahkan warga Jogja pada nama Mbah Marto. Maklum saja Mbah Marto dinilai sebagai pioneer mangut lele di Jogja. Warung makan yang ia kelola cukup legendaris dan banyak orang memburunya.
Lokasi warung makan Mangut Lele Mbah Marto ada di Sewon, Bantul atau dari Jogja masih hatus ke arah selatan. Saking terkenalnya banyak publik figure yang pernah berkunjung ke warung sederhana ini. Mereka antara lain adalah Indro Warkop, Guruh Sukarnoputra, dan pastinya Bondan Winarno.
Untuk menemukannya gampang-gampang susah. Dibilang gampang karena warung makan ini sangat legendaris jadi telah diketahui banyak orang. Dibilang susah karena letaknya berada ditengah perkampungan, bukan di jalan utama. Namun, untuk mudahnya pembeli bisa datang ke Institut Seni Indonesia (ISI) yang ada di Jalan Parangtritis Km 6.5, Sewon, Bantul.
Uniknya warung ini tidak memiliki setingan layaknya warung pada umumnya. Tapi lebih pas dikatakan rumah yang digunakan sebagai tempat berjualan.
Jadi jangan heran bila menemukan tempat makan mulai dari teras, ruang depan, ruang tengah. Bahkan kalau mau pembeli bisa makan di dapur atau pawon sambil bercengkrama dengan si pemilik warung.
Selain mangut lele sebagai unggulan Mbah Marto menyediakan berbagai menu yang lain seperti opor ayam kampung, gudeg, krecek, garang asem dan sayur yang lainnya. Cara memasak dan mengalah bumbu benar-benar tradisional.
Salah satu yang jelas terlihat adalah adanya tungku kayu dan kebanyakan dinding dan atap berwarna hitam sebagai tanda bekas memasak menggunakan kayu bakar.
Bagi sebagian orang, khususnya yang tidak pernah melihat hal ini mengaku menikmati sajian mangut lele di dapur benar-benar memberi sensasi yang beda. Jadi ada baiknya buat kamu yang tidak pernah menemukan suasan seperti ini untuk mencobanya.
Usaha ini telah dirintis sejak 68 tahun silam atau sejak pemilik nama Marto Dirjo berumur 20 tahun. Diawal membuka usaha kala itu semua dagangan dijual keliling. Namun sejak tahun 1989 Mbah Marto tidak lagi menjajakan masakannya.
Untuk operasional sehari-hari Mbah Marto dibantu dengan dua anaknya yang bernama Pariman dan Kasilah.
Meski tidak lagi berkeliling Mbah Marto tetap memulai berjualan pukul 11.00 WIB dan biasanya akan semua menu akan habis sebelum pukul 16.00 WIB. Waktu favorit menikmati racikan Mbah Marto adalah saat jam makan siang antara pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Harga yang dikenakan untuk tiap menu relative murah untuk sajian yang mengelitik lidah. Jadi taka da salahnya mencicipi mangut lele Mbah Marto pada jam makan siang toh budgeting yang dianggarkan sama saja.
Di Jogja sendiri cukup banyak kuliner yang melegenda dan harus di coba. Beberapaa yang wajib menjadi rujukan tentu saja Gudeg Manggar, Burger Monalisa Bakmi Jawa Gunungkidul, Sate Mbah Margo, Gule Sapi Tugu, Warung Brongkos Ijo, Soto Kadipiro dan tentu saja yang 3 kuliner ini. Masih kurang banyak, tak perlu kuatir dalam blog ini masih bisa di cari berbagai kuliner lintas generasi yang harus di coba.