Bisa jadi bila tidak ada Covid19 maka saya tidak mengetahui adanya penyakit autoimun. Di mana kondisi ini ternyata banyak ditemukan di sekitar kita. Oleh karenanya menjadi penting untuk mengetahui penyebab autoimun.
Tujuannya sudah pasti agar mereka ini tidak salah treatment atau perlakukan. Bisa jadi bila informasi ini tidak diterima dengan baik akan berakibat fatal. Khususnya bagi mereka yang kurang konsen dengan apa yang namanya kesehatan.
Penyakit Autoimun ini bisa terdeteksi bagi mereka yang bersedia konsultasi ke dokter. Menariknya, dalam lingkungan terkecil saya secara pribadi bisa ditemukan beberapa orang.
Namun berdasar informasi yang dirilis Majalah Gatra jumlah penderita autoimun pada 2019 lalu baru sekitar 5.000 orang. Data tersebut diperoleh dari Marisza Cardoba Foundation (MCF) yang fokus memberdayakan para penyintas autoimun.
Angka tersebut tentunya akan semakin tinggi bila sudah ada kesadaran dari masyarakat luas. Di mana orang-orang ini harus mendapat treatment yang tepat agar tetap baik-baik saja.
Baca juga: 4 Manfaat Utama Tes Nutrigenomik
Penyakit Mematikan Tapi Bisa Dikendalikan
Menurut President International Society of Internal Medicine (ISIM) Prof. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, KHOM, menegaskan bahwa autoimun menjadi kondisi sistem kekebalan tubuh yang tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Hal ini dapat menyebabkan keluhan kesehatan kronis hingga kematian, terutama bila menyerang organ vital.
Penyebab autoimun bukanlah satu hal yang sifatnya tunggal. Hal ini karena ada banyak faktor, terutama mereka yang terpapar bahan kimia.
Bahan-bahan kimia ini bisa jadi berasal dari makanan yang ada di sekitar dan dikonsumsi dalam jumlah cukup banyak. Bahan makanan non alami menjadi alasan logis untuk rusaknya antibodi.
Masih menurut Aru, dua generasi sebelumnya penyakit autoimun masih menjadi penyakit yang sangat langka. Namun kini jumlah penyintasnya kemungkinan meningkat tajam terutama pada generasi muda.
Minimnya informasi akan pentingnya kesehatan menjadi salah satu penyebab utama. Menurutnya jumlah penyintas penyakit langka ini bisa jadi puluhan juta, hanya saja mereka ini tidak terdata.
Sementara itu menurut Pakar Autoimun sekaligus Ketua Dewan Pembina MCF, Dr. dr. Iris Rengganis SP.PD, mengungkapkan setidaknya 80 persen penyintas autoimun adalah perempuan usia produktif.
Penyebab Autoimun yang Perlu Diketahui
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa penyebab autoimun bukanlah satu atau tunggal melainkan jamak. Selain faktor genetik penyakit ini juga bisa dikarenakan gaya hidup dan lingkungan yang kurang sehat.
Menjadi perhatian kemudian bila faktor gaya hidup dan lingkungan adalah penyebab paling dominan munculnya penyakit autoimun. Semua itu bisa dicegah dengan menerapkan pola / gaya hidup sehat.
Berbicara tentang gaya hidup sehat bukan hanya tentang asupan atau nutrisi semata. Namun secara keseluruhan, yang artinya faktor stres sebagai akibat pekerjaan pun bisa menjadi salah satu pemicu atau penyebab.
Selain itu tentunya lingkungan dimana seseorang tinggal berada. Mereka yang bekerja dengan benda-benda kimia berbahaya jauh memiliki potensi terkena penyakit ini daripada mereka yang bekerja tanpa bahan-bahan yang mengandung kimia.
Mereka yang obesitas atau miliki berat badan lebih ternyata juga lebih rentan terkena penyakit ini. Oleh karenanya ada baiknya senantiasa menjaga tubuh agar jauh dari obesitas.
Merokok menjadi kebiasaan buruk lain yang diduga menjadi penyebab autoimun. Hentikan kegiatan tidak baik ini dan jaga jarak dengan mereka yang sedang merokok agar tidak terpapar asap dan racun yang ada di dalamnya.
Faktor lain yang diduga menjadi penyebab autoimun di tanah air bisa jadi karena konsumsi obat-obatan yang pengaruhi sistem kekebalan tubuh. Beberapa obat yang bisa jadi kita konsumsi adalah antibiotik atau obat simvastatin.