Mungkin kita yang tinggal di pedesaan tak akan pernah menduga. Bila ternyata ada satu desa di Mlati yang akan dilintasi 2 jalur tol yakni Tol Jogja Solo dan Jogja Bawen. Artinya desa ini menjadi yang paling banyak kehilangan lahan karena dialihfungsikan menjadi jalur tol.
Di desa ini, tepatnya Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman rencananya juga akan dibangun simpang susun dan menjadi titik pertemuan tol Jogja Solo dan Jogja Bawen.
Dikutip dari Harian Jogja, khusus desa Tirtoadi setidaknya ada 277 bidang tanah yang akan digunakan untuk lintasan jalur Tol Jogja Bawen. Data yang tertera dalam Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY juga menyebutkan bahwa jalan Tol Jogja-Bawen selain melintasi Desa Tirtoadi, Mlati juga akan melintasi kecamatan Tempel dan Seyegan.
Di Kecamatan Tempel setidaknya ada 166 bidang lahan yang akan digunakan berada di Desa Banyurejo. Selanjutnya 166 bidang lahan di Desa Tambakrejo dan terakhir 12 bidang lahan di Desa Sumberrejo.
Untuk Kecamatan Seyegan jalur Tol Jogja-Bawen akan melintas di 190 bidag tanah di Desa Margokaton, Desa Margodadi ada 76 bidang tanah dan Desa Margomulyo ada 106 bidang bidang tanah.
Sebagai informasi awal rencananya Di Desa Tirtoadi akan dibangun simpang susun dan menjadi titik pertemuan antara Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen. Selain itu Jalan tol juga akan dibangun di atas Selokan Mataram.
Pada minggu ketiga bulan Juli 2020 ini pemerintah DIY akan mensosialisasi ke wilayah yang akan digunakan. Khususnya desa-desa yang akan digunakan sebagai lintasan baik itu Tol Jogja-Solo atau Jogja-Bawen. Para pemilik lahan atau mereka yang diberi kuasa akan diundang untuk mengikuti kegiatan sosialiasi tersebut.
Selain itu pemerintah juga akan melakukan identifikasi apakah ada objek vital tertentu yang akan di lewati jalur tol ini. Bisa saja ternyata ada lembaga pendidikan atau rumah ibadah sehingga perlu mendapat penanganan lebih serius. Nantinya tentu akan diberi perlakuan berbeda bila ternyata berkaitan dengan objek publik.
Bila tidak ada kendala maka proses pembebasan lahan akan dimulai Agustus 2020 hingga pertengahan 2021. Sementara proses pembangunan dilakukan mulai tahun 2022.