Sleman Barat, khususnya Seyegan tak akan lepas dari kisah Sunan Kalijaga. Selain ada kisah Dusun Kasuran yang pernah di singgahi. Salah satu dari Wali Songo ini juga pernah singgah di Dusun Mranggen, Margododi, Seyegan, Sleman.
Berdasar kisah yang ada, konon Sunan Kalijaga pernah ada di Dusun Mranggen pada hari Jumat. Saat akan sholat Jumat tiba-tiba baru sadar kalau wilayah tersebut gersang dan tidak ada mata air.
Untuk itu kemudian ia menancapkan tingkatnya pada sebuah bidang tanah. Saat di angkat kemudian muncul mata air. Uniknya mata air itu hingga sekarang tidak pernah kekeringan.
Bahkan di saat musim kemarau dan area sekitar Dusun Mranggen sudah tidak ada air. Tapi Tuk Si Bedug selalu melimpah airnya.
Baca juga: Upacara Adat Mbah Bregas Ngino
Tradisi Tuk Si Bedug
Untuk mengenang peristiwa itu maka pemerintah desa setempat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Sleman mengembangkan objek wisata religi. Yang mana setiap bulan Jumadil Akhir pada penanggalan tahun Jawa akan diadakan kirab budaya.
Puncak acara dari kegiatan tersebut adalah pada Jumat Pahing. Sebelum puncak acara ada berbagai serangkaian kegiatan untuk menghibur masyarakat yang hadir dan memberikan dakwah sesuai ajaran agama Islam.
Tapi kini kegiatan ini juga di maksudkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan untuk seluruh warga masyarakat. Melalui mata air Tuk Si Bedug seluruh area pertanian di Desa Margododi berkecukupan sehingga panen selalu melimpah.
Seolah menjadi ‘ubo rampe’ atau syarat yang harus ada, gunungan juga tak akan pernah terlewatkan dalam prosesi ini. Gunungan yang ada tak jauh beda dengan gunungan di tempat lain.
Dimana berbagai hasil bumi dibuat sebuah gunung untuk kemudian di doakan dan dibagikan kembali kepada masyarakat yang hadir.
Masyarakat setempat percaya semakin banyak gunungan atau hasil bumi yang dipersiapkan maka kelimpahan di tahun yang akan datang juga akan semakin banyak. Tak salah kegiatan ini sekarang banyak diikuti warga sekitar Mranggen, Margodadi.
Mereka turut mempersembahkan hasil bumi untuk didoakan dan diberikan kepada para pengunjung yang hadir. Tak sedikit dari para pengunjung yang datang menggunakan hasil bumi yang telah didoakan sebagai tolak bala.
Percaya tidak percaya, ada juga yang menyimpan di dalam rumah dan sebagian menabur di lahan pertanian agar makin berkah hasil panen kelak.
Baca juga: 4 Kampung Unik di Jogja Sarat Makna dan Kearifan Lokal
Prosesi Adat Tuk Si Bedug
Prosesi dimulai dengan doa bersama kemudian membawa gunungan tersebut ke lokasi Tuk Si Bedug. Tak lupa sesepuh adat akan mengambil air dari mata air Tuk Si Bedug menggunakan periuk kemudian di bawa ke Balai Desa Margodadi yang letaknya tidak berapa jauh.
Total kegiatan efektif dari ritual ini selama 3 hari dan puncaknya berupa gunungan. Selama pesta adat akan banyak digelar aneka hiburan berupa kesenian tradisional semisal Jathilan, wayang orang atau wayang kulit. Tak lupa di gelar pembacaan sholawat untuk mengenal kembali ajaran Nabi Muhammad SAW.
Penaran bukan, kelak kalau agenda Tuk Si Bedug digelar maka kamu wajib untuk turut serta hadir. Menikmati pesta rakyat sembari mengenal tradisi sarat kearifan lokal ini.