Sejak Senin (11/04/2016) lalu, puluhan foto tentang kehidupan masyarakat dalam Pameran Budaya Lasem di Lasem, Rembang, Jawa Tengah memang menjadi pusat perhatian para pecinta budaya.
Dalam foto-foto tersebut ditampilkan akulturasi antara empat budaya yang melebur menjadi satu, yakni budaya Jawa, Tionghoa, Hindia dan Arab. Perpaduan itu terjadi karena Kota Lsem yang berada di tepi pantai menjadi pintu masuk bagi kalangan asing.
Dalam foto tersebut juga ditampilkan rumah khas Tionghoa yang masih terjaga meskipun pemiliknya selalu bertemu dengan orang Jawa. Bangunan khas Jawa juga berdiri tegak di kota kecil itu. Ada juga beberapa klenteng yang menjadi tempat persembahyangan para warga Tiongkok.
Semua kisah Lasem benar-benar terangkum jelas dalam pameran yang disajikan secara berurutan. Selain itu, dengan adanya pameran budaya yang ada di Tirana House Jalan Suryodiningratan 55 Jogja ini diharapkan akan adanya peningkatan bisnis penikmat pameran yang membeli produk disana.
Bukan Hanya Batik tapi Juga Budaya Lasem
Namun sebenarnya pameran disana tidak hanya sekedar memperkenalkan produk, tetapi dilakukan pengenalan produk terlebih dahulu barulah memikirkan unsur bisnis.
“Kami punya potensi unggulan. Batik dan wisatanya,” kata pemerhati Lasem, Feri Latief (15/4/2016)
Menurutnya, pameran ini merupakan jalan baginya untuk menumbuhkan unsur bisnis kehidupan Masyarakat Lasem. Pengunjung yang sudah melihat foto-foto di pameran bisa langsung membuktikan keindahan budaya dan alam di Lasem.
Dengan begitu, perekonomian warga dan wisata Lasem akan terangkat. Tak hanya itu saja, Langgam batik Lasem juga mendaoat pengaruh corak simbol tradisi Tiongkok.
Langgam yang muncul antara lain, patron naga perlambang kekuatan dan keagungan, patron phoenix (burung Hong) lambang kecantikan dan patron bunga-bunga yang melambangkan keindahan dan kesejahteraan
Semua batik yang ditampilkan di pameran tersebut diberi kode A sampai H yang berguna sebagai penanda harga. Batik termurah disana berharga Rp 150.000,- sedangkan untuk batik termahal berharga Rp 800.000,-
Menurut pemilik Tirana House, pameran memang menjadi strategi pasar yang pas untuk mengenalkan produk dan budaya Lasem pada masyarakat luas.
Pameran budaya tersebut ditutup dengan sajian Kopi Lelet, Kopi Lasem yang penyajiannya dileletkan pada batang rokok.