Zona Asha Tigara, mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta menyabet juara 3 Lomba Penulisan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 tingkat nasional. Pengumuman ajang bergengsi bagi mahasiswa tersebut diumumkan pada Kamis, (23/3) di Universitas Trilogi Jakarta.
Sementara itu untuk pemuncak tahun ini disabet Latif Nur Baihaqi Dewantara yang tak lain mahasiswa UGM Jogja. Dan hal ini tentu saja cukup membanggakan mengingat UMBY bisa bersanding dengan UGM.
Gadis manis kelahiran Pemalang, 26 Maret 1996 silam ini mampu mengalahkan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi bergengsi yang lain. Dan penghargaan ini tentu saja semakin memoncerkan namanya dalam dunia tulis menulis tingkat nasional.
Pasalnya bulan lalu, mahasiswi program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini juga meraih juara ketiga. Kala itu lomba digelar Cepamagz di bawah naungan Construction Engineering Professional Association (CEPA).
Membuka Mata Dunia menjadi Tema Dipilih
Tema lomba penulisan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 tahun ini adalah “Membuka Mata Dunia”. Dan sesuai tema yang diusung bertujuan untuk memperkenalkan momentum bersejarah tersebut dimata dunia kala itu bahwa penjajah melakukan kebohongan.
Lomba yang mengasah kreativitas mahasiswa ini digelar Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) menggandeng beberapa yayasan yang didirikan HM Soeharto. Total dalam 1 bulan periode pengumpulan terkumpul 341 naskah.
Sedikit informasi bahwa SO 1 Maret 1949 dapat dikatakan sebagai momentum berharga bagi bangsa Indonesia. Peristiwa 6 jam di Jogja tersebut membuka mata dunia bahwa Indonesia masih berdaulat.
Peristiwa SO 1 Maret 1949 tersebut dimotori Jenderal Sudirman (Panglima TNI), Komandan Wehrkreise III Letkol Soeharto, dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tiga sosok yang namanya sangat berpengaruh terhadap perjuangan dimasa kemerdekaan kala itu.
Diharapkan dengan lomba ini generasi muda tahu betul tentang sejarah bangsa. Selain itu mampu mewarisi semangat juang, persatuan dan kesatuan, dan kecerdasan. Kini sebagai generasi muda berkewajiban untuk meneruskan langkah positif tersebut.
Lomba yang diikuti pelajar dan mahasiswa ini digelar pada pertengahan Februari hingga pertengahan Maret 2017. Jumlah peserta dalam event kali ini terdiri dari 187 mahasiswa dan 154 pelajar.
Selain berasal dari Jawa dan Bali, peserta juga ada yang berasal dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga Nusa Tenggara.