Wisata seni & budaya yang bisa kamu temui di Jogjakarta :
1. Kraton
Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum kebudayaan di Jogja. Tidak hanya menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya saja, namun Kraton juga menjadi panutan perkembangan jawa. Di Kraton, wisatawan bisa melihat langsung budaya Jawa yang terus dilestarikan.
Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755. Pangeran Mangkubumi memilih membangun Kraton di Hutan Beringin dengan alasan tanah tersebut diapit oleh dua sungai sehingga dianggap akan terlindung dari kemungkinan banjir.
Koleksi yang ada di dalam Kraton Yogyakarta sangat beragam, mulai dari aneka kain batik, hingga peralatan membatik itu sendiri dari masa HB VIII hingga HB X.
Selain itu, Kraton Yogyakarta juga menyimpan beberapa koleksi hadiah dari sejumlah pengusaha batik di Jogja maupun daerah lain.
Di dalam Kraton juga terdapat sumur tua yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono VIII. Di atas sumur yang telah ditutup dengan kasa alumunium itu terdapat tulisan “pengunjung dilarang memasukkan uang”.
Mungkin sebelum ada tulisan tersebut, banyak pengunjung yang melemparkan uang. Pasalnya, di dalam sumur tua tersebut banyak sekali kepingan uang logam dan uang kertas yang berhamburan.
Untuk masuk ke Kraton, ada penarikan biaya tiket sebesar Rp 5.000,- dan Rp 15.000,- untuk WNA. Kraton Yogyakarta sendiri buka setiap hari dari jam 09.00 – 14.00 WIB.
2. Pertunjukan Gamelan
Pagelaran musik gamelan memang sudah bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun tetap di Yogyakarta kamu bisa menikmati versi asli dari pertunjukan gamelan.
Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa. Bentuk dari Gamelan Jawa berbeda dengan Gamelan Bali dan Gamelan Sunda.
Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang mendayu-dayu.
Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya adalah kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu.
Komponen utama yang menyusun alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat musik memiliki fungsi tersendiri, misalnya gong yang berfungsi memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi irama gending.
Salah satu tempat di Yogyakarta yang biasa menggelar pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Setiap Hari Kamis jam 10.00 – 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu di waktu yang sama digelar musik gamelan untuk pengiring wayang kulit, dan Hari Minggu di waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa.
3. Pertunjukan Wayang Kulit
Setiap pertunjukan wayang kulit pasti menghadirkan lakon yang berbeda. Lakon itu sendiri dibagi menjadi 4 kategori, yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan, dan lakon karangan.
Lakon pakem memiliki cerita yang bersumber pada perpustakaan wayang, lakon carangan hanya garis besarnya saja yang bersumber pada perpustakaan wayang.
Lakon gubahan sendiri tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat yang sesuai pada perpustakaan wayang, sedangkan lakon karangan bersifat lepas.
Tempat yang sering mengadakan pertunjukan wayang kulit adalah Sasono Hinggil yang terletak di utara Alun-Alun Selatan. Di sini biasanya digelar pertunjukan wayang semalam suntuk, dan biasa diadakan setiap minggu kedua dan keempat mulai dari jam 21.00 WIB
Ada tempat lain juga yang sering mengadakan pertunjukan wayang, salah satunya adalah Bangsal Sri Maganti yang terletak di Kraton Yogyakarta. Wayang Kulit di bangsal tersebut hanya dipentaskan selama 2 jam, mulai dari jam 10.00 WIB setiap hari Sabtu dan dikenakan biaya tiket Rp 5.000,-