Asal-Usul Penamaan Kampung di Kraton (Bagian 1)

Kraton mempunyai latar belakang budaya dan sejarah yang luar biasa. Tidak hanya itu, banyak hal menarik di kota biasa disebut sebagai Kota Pelajar ini, satu di antaranya adalah penamaan daerah atau kampung di kraton yang diambil berdasarkan latar belakang profesi dari orang-orang yang tinggal di tempat tersebut, atau Toponim.
keraton jogja

Beberapa penamaan kampung di kraton ternyata punya keunikan yang bisa dibilang serupa. Rata-rata, pengambilan nama untuk kampung tersebut didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesi yang sebagian besar dilakoni oleh warganya pada jaman dahulu, baik itu dari golongan kerabat, pejabat, sampai keahlian para abdi dalem Kraton dan nama pasukan prajuritnya.

Bacaan Lainnya

Untuk memulainya, kita harus membagi dua kategori wilayah yang akan kita bahas. Pertama adalah wilayah Jeron Beteng atau kawasan di dalam kompleks Kraton Yogyakarta. Kedua adalah wilayah Jobo Beteng atau kawasan di luar kompleks Kraton Yogyakarta Hadiningrat.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Untuk artikel kali ini, kita akan membahas nama-nama kampung yang ada di wilayah Jeron Beteng terlebih dahulu. Sedangkan untuk wilayah Jobo Beteng, kita akan membahasnya di artikel selanjutnya.

Kampung-kampung yang ada di wilayah Jeron Beteng pada umumnya diberi nama yang didasarkan pada keahlian para abdi dalem Kraton Yogyakarta. Ini karena kampung-kampung yang ada di wilayah tersebut dahulu merupakan tempat tinggal para abdi dalem, yang kesehariannya menangani urusan rumah tangga Kraton.

Di Jeron Beteng kita dapat menemui beberapa nama kampung, seperti Kampung Kemitbumen, Kampung Siliran, Kampung Gamelan, Kampung Pesidenan, Kampung Patehan, Kampung Nagan, Kampung Suranatan, Kampung Mantrigawen, dan Kampung Namburan. Sekarang, ayo kita telusuri satu per satu dari mana nama-nama kampung tersebut diambil.

Pertama adalah Kampung Kemitbumen. Kampung ini dinamakan demikian karena menjadi tempat tinggal para abdi dalem Kemit Bumi, yaitu mereka yang bertugas sebagai pembersih Kraton. Lalu ada Kampung Siliran yang merupakan tempat tinggal para abdi dalem Silir, yakni mereka yang bertugas mengurusi lampu penerangan Kraton. Sedangkan Kampung Gamelan dinamakan demikian karena dahulu menjadi pemukiman bagi para abdi dalem, yang mengurusi kuda-kuda Kraton.

Selanjutnya ada Kampung Pesidenan. Kampung ini merupakan tempat tinggal para abdi dalem yang bertugas sebagai pesinden atau wiraswara. Mereka bertugas untuk menyanyikan tembang-tembang Jawa baik itu dalam acara-acara maupun upacara Kraton. Lalu ada Kampung Patehan yang merupakan pemukiman bagi para abdi dalem yang bertugas menyediakan minuman di Kraton atau para pembuat teh.

Berikutnya ada Kampung Nagan. Kampung ini merupakan tempat pemukiman bagi para abdi dalem yang bertugas sebagai penabuh gamelan Jawa. Lalu ada Kampung Suranatan yang menjadi pemukiman bagi para abdi dalem yang mengurus masalah keagamaan yaitu sebagai ulama Kraton. Sedangkan Kampung Mantrigawen adalah pemukiman bagi para abdi dalem yang bertugas sebagai kepala pegawai. Terakhir, ada Kampung Namburan yang menjadi pemukiman para abdi dalem yang bertugas membunyikan gamelan.

Itulah nama-nama kampung yang bisa anda temui di wilayah Jeron Beteng atau kawasan di dalam kompleks Kraton Yogyakarta. Menurut warga yang pernah tinggal di kawasan Gamelan, kampung-kampung tersebut masih ada dan semuanya kini masuk dalam satu wilayah Kecamatan Kraton.

Pos terkait