Mendengar kata makam para raja mungkin akan mengarahkan pikiran orang pada Makam Raja Mataram di Imogiri atau Kotagede. Jarang ada yang berpikir bahwa sebagian raja dan kerabat kerjaan ada yang dimakamkan di Astana Girigondo Kulonprogo.
Berkunjung atau lebih tepatnya berziarah ke makam yang satu ini memang kalah populer dengan dua makam yang telah ada sebelumnya. Maklum saja makam ini baru digunakan atau lebih tepatnya dibangun pada tahun 1900.
Lain halnya dengan Makam Imogiri dan Kotagede yang usianya memang jauh lebih tua. Berdasar catatan yang ada makam Girigondo sengaja dibangun karena makam Hastorenggo Kotagede telah penuh.
Kemudian KGPAA Paku Alam V memutuskan untuk menggunakan tanah yang ada di Dusun Girigondo, Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, Kulonprogo. Dipilihnya lokasi ini karena memang tanah warisan keluarga dari KGPAA Paku Alam II dari istri Raden Ayu Resminingdyah.
Sama ketika berkunjung ke makam para raja dimana suasana mistis akan terasa cukup kuat. Terlebih aneka pepohonan dan bangunan yang ada mampu mewakili kalau lokasi tersebut memang peristirahatan terakhir.
Sekedar mengingatkan bahwa manusia pada akhirnya akan kembali kepadanya. Harap diketahui memasuki area makam untuk menjaga hati, pikiran dan perkataan. Jangan sampai melontarkan kata-kata yang tidak sopan.
Untuk sampai ke puncak makam para pengunjung juga dipaksa untuk menaiki tangga atau jalan setapak yang telah disiapkan. Bedanya bila di Makam Imogiri memiliki 345 anak tangga tapi di makam ini relatif lebih sedikit.
Selain itu makam disini terbagi atas 6 tingkatan yang mana antara satu tingkat dengan yang diatasnya dihubungkan anak tangga. Tapi jangan berharap ada jalan lurus melainkan berzig zag.
Secara umum dapat di katakan bahwa kompleks makam ini terdiri 6 teras. Satu teras dengan teras lain akan dihubungkan dengan tangga atau biasa disebut trab.
Teras pertama atau paling ditandai dengan pagar besi setinggi 2,4 meter dengan gapura beserta pintu gerbangnya. Dan bisa ditebak siapa saja yang akan menempati makam paling tinggi ini tentu saja untuk para raja beserta keluarga. Saat ini telah terdapat 32 makam
Selanjutnya teras 2 berada di sisi selatan teras 1 dan terdapat 8 makam. Teras 3 terdapat 2 makam, teras 4 terdapat 3 buah makam yang mana mereka adalah kerabat jauh Pakualaman.
Satu teras yang masih kosong adalah teras 5. Sementara itu teras 6 yang terbagi 2 lokasi di sisi barat dan timur masih-masing terdapat 2 dan 7 makam.
Bagi pengunjung yang bisa menapaki anak tangga hingga tingkatan paling atas maka akan disambut dengan bangunan yang sarat akan nuansa Islami. Makam paling atas ini hanya diperuntungkan untuk keturunan para raja saja.
Hingga saat ini makam paling tinggi ini telah digunakan untuk 4 raja Paku Alam dari KGPAA yang ke V sampai VIII. Sedang KGPAA Paku Alam I hingga IV dimakamkan di pemakaman Hastorenggo, Kotagede, Yogyakarta.
Disarankan bagi siapa saja yang berkunjung ke tempat ini untuk terlebih dahulu menemui juru kunci atau petugas penjaga makam. Ada baiknya ditanyakan tentang berbagai pantangan atau larangan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Ada baiknya juga untuk menyempatkan diri bersujud kepada yang kuasa di masjid yang telah disediakan. Berkunjung ke makam Astana Girigondo setidaknya membuat kita akan semakin ingat Tuhan bahwa semua akan kembali kepadanya.