Jogja dan beberapa kota besar di tanah air berlomba-lomba untuk menerapkan konsep Smart City Indonesia. Satu konsep yang dianggap sebagai solusi dalam menangani ledakan jumlah penduduk di tanah air.
smart-city-jogja
Smart City atau Kota Pintar mengharuskan semua yang ada dalam area tersebut menerapkan teknologi informasi. Dimana proses manual akan mulai ditinggalkan dan beralih ke era digital.
Jogja sendiri sebagai Kota Pelajar dan Kota Wisata telah memulai sejak beberapa tahun silam. Hal ini terlihat jelas pada bidang pendidikan dimana semua proses telah dialihkan ke komputerisasi.
Di sekolah atau kampus yang ada di Jogja proses pendaftaran, layanan informasi dan keluhan, administrasi hingga pendampingan siswa telah beralih ke dunia maya. Semua itu tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
Inovasi dan kreatifitas memudahkan semuanya. Bila dulu calon peserta didik akan memasuki sekolah atau kampus maka dipersyaratkan membawa berkas fisik atau hardfile tapi kini mereka sudah tidak perlu lagi karena cukup menyiapkan softfile.
Akurasi dan kecepatan proses tentu mengalami perbaikan. Proses shortir atau seleksi yang dulu dilakukan manual kini dilakukan sistem. Hal ini tentu saja akan menguntungkan kedua belah pihak.
Jogja bukan hanya fokus pada Smart Education, tapi juga pada Smart Tourisme dan Smart Transportation. Jogja sebagai Kota Wisata harus memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung.
Bila gagal dalam penerapan Smart Tourisme dan Smart Transportation bisa dipastikan julukan Kota Wisata akan hilang. Hal ini karena mayoritas wisatawan adalah mereka yang melek teknologi digital.
Jangan sampai mereka yang datang kecewa karena akses dan informasi akan objek wisata kurang optimal. Lagi-lagi peran teknologi informasi sangat dinantikan dalam tata kelola objek wisata untuk memanjakan wisatawan.
Selain informasi yang akurat juga harus tersedia sarana transportasi yang memadai. Transportasi dimaksud tentu saja moda publik yang mana bisa diakses kapanpun.
Bila tiga isu utama tersebut benar-benar digarap dengan serius maka bisa dipastikan Jogja akan terus tumbuh berkembang tanpa meninggalkan sisi uniknya. Sesuai dengan konsep Smart City Indonesia dimana tiap kota yang menjalankannya harus memiliki ciri khas.
Jogja sendiri sebagai Kota Pelajar dan Kota Wisata tentu memiliki tanggung jawab lebih untuk mewujudkannya. Menjaga entitas tersebut agar tidak lepas tentu untuk sesegara mungkin mewujudkannya.
Beruntung di Jogja memiliki kampus yang sangat banyak. Dengan demikian proses pemanfatan teknologi informasi bukan sesuatu yang sulit.
Dimana anak-anak telah mulai diperkenankan dengan penggunaan internet positif. Internet telah mulai diperkenalkan dalam proses belajar.
Tak ada alasan untuk mengatakan alergi pada teknologi informasi. Selama digunakan dalam koridor positif dan tidak melanggar hukum tentu saja itu akan bersifat membangun.
Selain itu kreatifitas dan inovasi pelajar di Jogja patut diacungi jempol hingga pada tahun 2015 lalu mendapat predikat Kota Cerdas. Tak sedikit diantara mereka yang mampu membuat suatu program yang mendukung terlaksananya Smart City Indonesia.
Inovasi yang paling dibutuhkan tentu saja berbasis mobile. Dimana dulunya akses hanya di jangkau dengan desktop atau personal computer kini dengan mudahnya ditampilkan dalam smartphone.
Jogja sebagai Kota Pelajar akan dipertegas sebagai Kota Pintar. Dimana seluruh elemen yang ada di dalamnya mampu berperan aktif untuk mendukung proyek pemerintah.
Smart City Indonesia bukan hanya berbicara tentang penerapan teknologi informasi. Lebih jauh dari itu bagaimana secara berkesinambungan mampu menjaga bumi yang kian lama makin rusak.
Semau itu akan berjalan baik dengan dukungan seluruh elemen yang ada di dalamnya. Selain pemerintah dan masyarakat juga diperlukan dukungan swasta atau profesional.