Journey to JogjaAgroWisata; DD Farm Kulonprogo Siapkan Domba Terbaik

Jogja kala itu masih begitu dingin dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Bergegas karena pukul 06.30 WIB saya harus bertemu dengan kawan-kawan lain tim Dompet Dhuafa di Ring Road Selatan untuk Journey to JogjaAgroWisata.

Journey to JogjaAgroWisata
dok dompet dhuafa

Hari ini rencananya kami akan visit DD Farm Kulonprogo. Tak hanya itu saja tapi kami juga akan menyambangi mitra binaan Dompet Dhuafa Sentra Mina Padi Sedayu yang ada di Bantul dan Mount Vera Agrotech yang ada di Nglipar, Gunungkidul.

Terbayang bukan rute yang akan kami tempuh. Setidaknya selama perjalanan itu kami menyusuri seluruh wilayah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mulai dari Kodya Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan sebagai pamungkas ada Kabupaten Gunungkidul.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Perjalanan agak molor sedikit karena ada beberapa peserta yang kesulitan menemukan titik kumpul. Dan setelah itu mobil yang membawa kami meluncur ke arah barat. Sebelum ke lokasi pertama kami pun sarapan di Soto Pak Slamet.

Lokasinya ada di Jalan Ambar Arum, Mejing Kidul, Ambarketawang Gamping. Atau lebih mudahnya di persimpangan Jalan Bibis dengan rel kereta api patukan.

Journey to JogjaAgroWisata

Di warung soto kami tidak perlu waktu lama. Sat set sarapan dan kemudian bergegas untuk Journey to JogjaAgroWisata. Ada 3 lokasi yang harus kami tuntaskan hari ini.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Dan lokasi pertama yang kami tuju adalah Sentra Mina Padi Sedayu. Lokasinya cukup mudah ditemukan karena tidak begitu jauh dari jalan raya.

Di tempat ini kami dibuat takjub dengan apa yang dilakukan Dompet Dhuafa. Di mana selama ini pemahaman saya Dompet Dhuafa lebih fokus untuk mendistribusikan bantuan kepada para pihak yang membutuhkan.

Baca juga: Ini Dia Cerita Anak Magang Kanal Jogja Bersama Dompet Dhuafa Tebarkan Kebaikan

1. Dompet Dhuafa Siapkan Sosioprenuer dari Desa

sentra mina padi sedayu
kanaljogja.id

Namun di sini saya menjadi banyak tahu bahwa mereka juga membantu kelompok tani untuk lebih bisa produktif. Mengusung konsep sosioprenuer menjadikan kelompok tani yang sebelumnya bertani sebatas untuk menghasilkan dan kemudian menjual kepada tengkulak.

Akan tetapi tidak sejak kehadiran Dompet Dhuafa di mana mereka lebih bisa mandiri dan menghasilkan panen jauh lebih baik. Bila dulu sawah hanya ditanam padi saja tapi kini tidak lagi karena adanya komoditas ikan.

Secara tidak langsung maka dalam satu waktu mereka bisa panen 2 kali. Panen ikan yang bisa dikonsumsi sebagai lauk dan dijual dan padi yang miliki nilai gizi lebih baik dan jumlah lebih banyak. Kegiatan ini tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama mereka yang bergabung dalam kelompok tani.

Tidak lama bercengkrama dengan Nuryanto, salah satu fasilitator Dompet Dhuafa yang fokus di Sentra Mina Padi Sedayu dan kami harus melanjutkan perjalanan.

2. DD Farm Kulonprogo sebagai Sentra Ternak Domba

dd farm kulonprogo
kanaljogja.id

Nampaknya Dompet Dhuafa tak hanya sekali membuat saya takjub. Mereka tidak saja melakukan pendampingan kepada para petani agar lebih bisa berdaya.

Selain itu Dompet Dhuafa ternyata miliki sentra ternak domba yang ada di Jogja. Persisnya ada di Sentolo Kulonprogo, di mana dalam satu wilayah mereka memelihara ribuan domba.

Domba ini pun dikelola dengan melibatkan warga sekitar yang diharapkan dapat memberi dan membuka lapangan pekerjaan. Bukan hanya itu saja tapi sentra ternak domba ini juga digunakan sebagai tempat berlatih dalam wirausaha Pondok Smart yang tak lain adalah binaan Dompet Dhuafa.

Baca juga: Batik Berkah Lestari, Target Social Trip Bersama Dompet Dhuafa

Hewan Kurban Dompet Dhuafa Dipastikan Bebas PMK

Managemen kandang terlihat dengan baik, di mana setiap domba yang masuk akan dikarantina terlebih dahulu selama 14 hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan domba yang masuk sehat dan tidak perpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Jumlah pengunjung pun dibatasi dan mereka juga menerapkan protokol kesehatan. Terlebih bila yang berkunjung adalah pedagang domba dan tenaga medis bidang hewan.

Seperti kita tahu bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini tidak menyerang manusia. Namun manusia bisa menjadi salah satu yang membawa virus atau yang lebih dikenal dengan carier.

Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga yang fokus akan pelaksanaan kurban sesuai syariat Islam tahu betul apa yang harus mereka lakukan. Mereka berpartisipasi aktif untuk menyediakan hewan kurban terbaik untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Tahun ini Quality Control diperketat sebagai jawaban adanya virus PMK di beberapa kota. Dan berdasar penuturan kepala kandang DD Farm Kulonprogo, Satiya Jati, hingga saat ini belum ditemukan kasus adanya PMK.

Hal ini dikarenakan mereka menjaga protokol yang ada. Bahkan ketika kita masuk kandang ada tulisan yang cukup besar, “kandang kami lockdown” yang mana tidak semua orang diijinkan masuk.

Mereka juga bekerja sama dengan dinas terkait untuk memastikan semua hewan yang ada tetap sehat. Dokter dan tenaga kesehatan pun dilibatkan untuk menjaga ribuan domba yang ada.

Dari informasi yang didapat, semua hewan kurban yang ada telah dipesan. Dan DD Farm Kulonprogo masih kesulitan untuk menjawab kebutuhan domba khususnya Idul Adha yang akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Namun demikian Dompet Dhuafa bekerja sama dengan para peternak setempat untuk datangkan domba terbaik. Menjadi menarik ternyata tingkat kepercayaan masyarakat ke Dompet Dhuafa semakin tinggi.

Ditandai mereka yang ingin membeli tidak perlu datang ke kandang. Para pembeli cukup memilih domba yang akan dikorbankan melalui whatsapp.

Saat ini setidaknya tersedia 3 grade mulai dari domba / kambing standar, medium hingga premium. Adanya grade ini memudahkan siapa saja yang ingin kurban. Berapapun dana yang ada tahun ini bisa ikut kurban.

Fokus Distribusi Daging Kurban Dompet Dhuafa

Bagi mereka kurban dan dikelola secara mandiri bisa jadi daging itu tidak terdistribusi optimal. Dalam artian daging kurban akan lebih memberi manfaat bila dibagikan kepada mereka yang kekurangan.

Mereka yang terbiasa makan daging bisa jadi daging kurban akan tersimpan di kulkas. Lain cerita bila didistribusikan ke wilayah terpencil atau pelosok.

Atau mereka yang memang jarang mengkonsumsi daging. Tentu menikmati daging kurban adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.

Oleh karena itu tahun ini Dompet Dhuafa akan mengurangi jumlah distribusi di kota dan memberikan kepada saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan. Bukan hanya mereka yang ada di dalam negeri tapi juga hingga manca negara.

Melihat apa yang mereka lakukan selama hampir 3 dekade ini tentu menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin kurban melalui Dompet Dhuafa. Di mana kegiatan ini bukan sebatas seremonial potong hewan kurban dan kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar. Lebih dari itu harus tepat sasaran dan memberi dampak bagi mereka yang membutuhkan.

3. Bercocok Tanam Di Ketinggian ala Mount Vera Agrotech

Mount Vera Agrotech
kanaljogja.id

Journey to JogjaAgroWisata terakhir kami bersama tim Dompet Dhuafa menuju Gunungkidul. Tepatnya ada di Mount Vera Agrotech yang ada di Nglipar.

Di tempat ini pun saya dibuat takjub, di mana Gunungkidul yang dikenal tandus ternyata menyimpan sejuta potensi. Bukan hanya berkaitan dengan keindahan alam dan dunia wisata tapi juga adanya desa wisata berbasis tanaman lidah buaya.

Sepanjang perjalanan di desa ini begitu mudah kami temukan tanaman lidah buaya. Tumbuh subur dan miliki ukuran jumbo atau diatas rata-rata.

Mount Vera Agrotech dalam satu hari bisa mengelola 150 hingga 200 kilogram tanaman lidah buaya. Dari semua bagian yang ada ternyata bisa diolah dan miliki nilai jual.

Pantas kemudian bila desa wisata ini banyak dipilih untuk belajar budidaya lidah buaya dan mengolahnya menjadi berbagai produk menarik. Mulai dari minuman, kopi, keripik hingga kosmetik bisa dibuat dengan bahan dasar dari jenis tanaman kaktus ini.

Tiga tempat tersebut adalah sedikit dari mitra binaan Dompet Dhuafa. Faktanya mereka miliki mitra binaan yang sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.

Berupaya untuk memberi edukasi dan pendampingan agar tiap kelompok tani bisa lebih sejahtera dengan apa yang mereka kelola. Semua ini tentu juga tidak lepas dari sumbangsih masyarakat Indonesia yang menyisihkan sebagian pendapatan mereka melalui Dompet Dhuafa.

Saat kami hendak pulang waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB dan hari telah mulai gelap. Saatnya kami pulang dan mengakhiri Journey to JogjaAgroWisata.

 

Pos terkait