Bingung memilih tempat wisata edukatif untuk keluarga, museum dapat menjadi pilihan utama untuk dikunjungi. Lewat berwisata mengunjungi museum, kita dapat melihat ataupun merekam sejarah dari berbagai peristiwa menarik yang layak untuk diingat.
Salah satu museum yang wajib untuk dikunjungi adalah Museum Dewantara Kriti Griya. Museum yang terletak di Jalan Tamansiswa, No. 31 Yogyakarta ini menyimpan berbagai barang peninggalan tokoh pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara.
Barang-barang yang dipanjang di museum ini adalah barang-barang yang dulunya dipakai Ki Hadjar untuk menorehkan gagasannya, Baik itu mengenai konsep pendidikan maupun perjuangannya melawan penjajahan kolonial Belanda.
Barang-barang yang tersimpan rapi dan berumur puluhan tahun ini meliputi: kursi goyang, almari, jam dinding, piano, kumpulan buku, tempat tidur, dan foto Ki Hadjar dan Nyi Hadjar, Lambang Perguruan Tamansiswa, dan berbagai perabot rumah tangga lainnya.
Namun dari sekian banyak barang Ki Hadjar Dewantara yang dipajang di museum ini, ada satu barang yang sangat menarik untuk diamati, yaitu meja kerja ki Hadjar Dewantara. Jika diamati langsung, meja kerja ini mirip dengan meja kerja yang umum dimiliki oleh semua orang yang mempunyai sebuah meja kerja.
Berbentuk persegi panjang, dengan lebar 1-2 meter, dan mempunyai 4 kaki penyangga. Bahannya pun juga terbuat dari kayu dengan olesan plitur agar terlihat alami dan tetap awet. Menurut penjaga museum meja ini sudah berumur lebih dari 80 tahun, sejak tahun 1922 ketika Ki Hadjar menggunakan meja ini untuk bekerja.
Akan tetapi, jika dilihat dari historisnya, meja ini tentu mempunyai nilai yang berbeda dengan meja kerja lainnya. Tak hanya lantaran meja ini adalah milik Ki Hadjar, melainkan meja ini adalah sebuah benda yang menjadi saksi bisu perjuangan Ki Hadjar.
Konon, di meja kerja ini lah, Ki Hadjar banyak menghabiskan waktunya. Berkutat dengan banyak buku, dan menuangkan hobinya untuk menulis. Di meja ini pula, lahir gagasan pendidikan Ki Hadjar yang diaplikasikan beliau sebagai konsep pendidikan di Tamansiswa.
Salah satu ajaran yang dilahiran di meja ini sering pula kita dengar. Yaitu tentang trilogi kepemimpinan yang berbunyi “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Selain dapat melihat meja kerja Ki Hadjar Dewantara yang memuat nilai historis yang sangat panjang.
Pengunjung juga akan merasakan atmosfir berlatar belakang 1922, tahun di mana Tamansiswa berdiri. Hal itu bisa pengunjung rasakan lantaran museum sendiri adalah rumah Ki Hadjar Dewantara dulu. Konsep museum rumah sengaja diusung di museum ini agar pengunjung dapat merasakan secara langsung, aura perjuangan Ki Hadjar Dewantara.
Nah, dengan mengunjungi museum ini, liburan tentu tak hanya sekadar senang. Namun, tetap menyisipkan nilai-nilai edukatif di dalamnya. Sekaligus kembali merenung menilik sejarah perjuangan bangsa dari para pahlawan, seperti Ki Hadjar Dewantara.
Kontributor: Isnan Waluyo