Kawasan Pucung menjadi desa wisata yang mulai banyak di lirik wisatawan beberapa waktu terakhir ini. Desa wisata yang berada di Dusun Karangasem, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul ini dikenal sebagai sentra kerajinan wayang tatah sejak puluhan tahun yang lalu.
Kerajinan tatah sunggih ini muncul kali pertama di tahun 1920 dan di perkenalkan oleh Atmo Karyo atau Mbah Glemboh, selaku kepala desa di tempat tersebut. Ia tak lain adalah abdi dalem kraton kala itu yang diberi tugas untuk mengurusi wayang kraton.
Seiring berjalannya waktu hingga kini jumlah pengrajin di Pucung cukup banyak mencapai 830 pengrajin yang tergabung dalam 51 Industri Kecil dan Menengah (IKM). Dan untuk mempertahankan eksistensinya anak-anak telah belajar sejak duduk di kelas 4 Sekolah Dasar.
Berkunjung ke desa wisata yang satu ini kiranya tidak cukup satu hari. Selain untuk melihat aneka produk yang dihasilkan ada baiknya untuk menginap agar bisa belajar menatah kulit. Kulit yang dipilih bisa kulit kerbau, sapi atau kambing.
Dua kegiatan yang tak bisa terlewatkan saat berkunjung ke desa wisata ini antara lain:
1. Workshop Tatah Sungging
Saat kamu berkunjung ke desa wisata ini salah satu pilihan terbaik yang bisa dilakukan adalah membuat kerajinan wayang Tatah Sungging. Di sini pengunjung bisa melihat proses pembuatan wayang dari awal hingga akhir.
2. Karawitan
Selain itu pengunjung bisa bermain musik tradisional berupa gamelan. Gamelan menjadi komponen penting dalam sebuah pertunjukan wayang karena keduanya tak bisa terpisahkan.
Bila terlalu susah membuat sesuatu yang besar bisa memulai dengan hal yang kecil seperti gantungan kunci atau kipas untuk dibawa pulang. Nantinya hasil yang ada akan bisa dikategorikan dalam 3 tingkatan mulai dari kasar, sedang dan halus.
Desa wisata yang satu ini selain membuat gasebo dan homestay juga mempersilahkan pengunjung untuk tinggal di rumah penduduk. Tinggal bersama warga dan melakukan kegiatan bersama tentu akan memberi pengalaman lebih setelah beraktifitas rutin yang membosankan.
Dari para pengrajin yang handal aneka wayang dan turunannya akan diekspor ke luar negeri baik itu Asia ataupun Eropa. Produk asli karya warga Pucung ini akan di hargai mulai dari Rp 10 juta hingga puluhan juta.