Banyak orang mengira bahwa puncak tertinggi kabupaten Gunungkidul adalah Gunung Api Purba atau Bukit Nglanggeran. Tapi ternyata puncak tertinggi wilayah yang dipenuhi batuan karst itu adalah Puncak Tugu Magir atau yang biasa disingkat Puncak Tugu.
Tinggi puncak bukit yang ada di Dusun Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul ini adalah 842 diatas permukaan laut. Tempat ini bisa dilihat lebuh dekat dari Embung Batara Sriten yang letaknya memang tidak terlalu jauh.
Di wilayah perbukitan ini sekarang tengah dikembangkan olahraga paralayang. Berdasar penuturan para atlet yang mengudara diangkasa ini Batara Sriten memiliki angin yang lebih baik dan kompleks daripada Bukit Parangendok.
Wajar saha bila pemda setempat berupaya mengembangkan wilayah tersebut sebagai objek wisata terpadu. Bukan hanya karena ada embung atau perkebunan dibawahnya. Tapi ada juga puncak bukit nan indah yang bisa digunakan untuk latihan atlet paralayang.
Kalaupun tak ada kegiatan atau event tertentu ditempat ini cukup untuk merefresh pikiran dan badan. Hawa dingin yang ada memberi kesan romantisme dengan paparan perbukitan sejauh mata memandang.
Dari puncak bukit ini dengan jelas dapat dilihat view secara keseluruhan, mulai dai sisi timur, selatan, barat dan utara. Bahkan Waduk Gajah Mungkur yang ada di Wonogiri dapat terlihat dengan jelas dari tempat ini.
Berhubung jumlah bukitnya tidak hanya satu ada baiknya untuk hiking menuju masing-masing puncak. Letaknya yang tidak begitu berjauhan membuat kegiatan ini seolah menantang adrenalin untuk menuntaskan masing-masing bukit yang ada.
Rute yang bisa diambil untuk menuju tempat ini antara lain melalui jalan Wonosari dan ambil kiri dipertigaan Sambipitu. Pastikan mencari arah Nglipar karena lokasi Puncak Tugu ada disana.
Disepanjang perjalanan akan disuguhi dengan pemandangan aneka pepohonan yang rindang membuat perjalanan tak terasa jauh. Hanya saja perlu dipersiapkan kendaraan yang memadai karena medan yang tak menentu. Terutama ketika telah masuk wilayah Pilangrejo.
Selain harus memperhatikan kendaraan benar-benar prima, fisik yang pegang kemudi pun demikian. Medan yang lumayan berat seringkali membuat mereka yang tak siap harus sering berhenti dan istirahat.