Mendengar kata UGM atau Universitas Gajah Mada pasti orang langsung akan teringat Jogja. Hal itu karena memang perguruan tinggi ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Jogja. Seolah dua kutub magnet yang saling melengkapai.
Meski tahu lokasi dimana UGM berada tapi sangat sedikit yang tahu sejarahnya. Nama Gajah Mada yang digunakan adalah salah seorang patih di kerjaan Majapahit.
Ia menjadi sangat popular dengan Sumpah Palapa yang ia ucapkan dimana ia bersumpah tidak akan memakan buah palapa sebelum nusantara di bawah Majapahit. Palapa sendiri tak lain adalah symbol dari kenikmatan.
Universitas yang terletak di Bulak Sumur ini resmi berdiri pada 19 Desember 1949. Yang meresmikan kala itu Presiden Soekarno.
Di awal berdirinya UGM hanya memiliki 6 fakultas yakni :
1. Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
2. Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
3. Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
4. Fakultas Kedokteran Hewan;
5. Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
6. Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Dalam perjalanannya kini UGM telah memiliki 18 Fakultas. Selain itu terdapat sekolah pasca sarjana untuk S2 dan S3 serta satu Sekolah Vokasi.
Pada awal berdirinya universitas ini dipimpin Prof. Dr. M. Sardjito. Sementara itu kelengkapan universitas kala itu ada Senat UGM dan Dewan Kurator UGM yang terdiri dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.
UGM itu sendiri pada awalnya dirintis sejak tahun 1946 atau satu tahun setelah Indonesia merdeka. Inisiator kala itu adalah Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.
Berdasar beberapa catatan disebutkan bahwa UGM sebenarnya adalah penggabungan dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Jogjakarta, Klaten dan Surakarta.
Kampus megah tersebut kini bukan hanya milik Jogja tapi telah milik Indonesia. Kini telah ada puluhan puluhan ribu mahasiwa di dalamnya. Mereka tidak saja hanya mahasiswa dari dalam negeri tapi banyak juga yang berasal dari luar negeri.
Kini kampus bonafit di Jogja tak hanya UGM saja masih ada kampus lain yang layak pilih. Setidaknya ada 4 kampus terakreditasi A sebagai alternatif terbaik.