Kepercayaan masyarakat Indonesia dengan yang namanya mitos memang tidak bisa dipandang sebelah mata. ‘Percaya nggak percaya’, mungkin itu kata yang akan terlintas di benak kita jika berbicara soal mitos yang beredar.
Kebenarannya pun terkadang terkesan subjektif. Bagi sebagian orang yang pernah membuktikan bahwa mitos tersebut benar pasti akan percaya. Sementara bagi mereka yang belum pernah membuktikannya, pasti akan beranggapan bahwa itu hanyalah bohong belaka.
Mitos yang beredar di masyarakat pun tidak lepas dari suatu hal atau tempat yang dianggap keramat atau sakral. Mungkin jika berbicara soal mitos, hampir di setiap daerah di Indonesia memilikinya. Mitos di Jogja yang berkembang ini biasanya berhubungan dengan kebudayaan setempat.
Sebagai kota yang kaya akan budaya, tentunya banyak hal yang bisa kita temukan di Yogyakarta. Salah satunya mitos. Banyak mitos yang beredar di Jogja berkaitan erat dengan suatu tempat yang dianggap sakral. Secara turun temurun, mitos-mitos ini tetap bertahan dan banyak orang yang mempercayainya. Namun sekali lagi, ini semua kembali kepada diri kita masing-masing. Percaya atau tidak!
Berikut lima mitos di Jogja dan masih berlaku hingga kini:
1. Jangan Bawa Pasangan ke Candi Prambanan, Kalau Tak Mau Hubungan Kandas
Candi Prambanan memang salah satu objek wisata yang terkenal di Yogyakarta. Candi ini terkenal dengan kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Diceritakan bahwa pada zaman dahulu Bandung Bondowoso ingin meminang Roro Jonggrang karena kecantikannya. Namun, karena Roro Jonggrang tidak suka dengan Bandung Bondowoso, maka dia mencari cara agar dapat menghindari rencana pernikahan tersebut dengan syarat yang terbilang mustahil.
Roro Jonggrang lalu meminta Bandung Bondowoso untuk membuatkan seribu candi dalam satu malam untuknya, dan bila berhasil maka Bandung Bondowoso boleh menikahinya. Bandung Bondowoso lalu menyanggupi permintaan tersebut dan meminta bangsa jin untuk membantunya dalam membangun seribu candi.
Merasa bahwa Bandung Bondowoso akan berhasil membuat candi tersebut, maka Roro Jonggrang mengkhianati perjanjian tersebut. Karena marah, Bandung Bondowos lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu.
Dari kisah tersebut, lalu berkembanglah sebuah mitos di Jogja yang mengatakan bahwa setiap ada yang datang ke Candi Prambanan bersama pasangannya, maka hubungannya akan kandas kemudian.
2. Peluk Tugu Jogja, Anda Cepat Lulus Kuliah
Siapa yang tidak kenal dengan Tugu Jogja. Tempat ini menjadi salah satu tempat favorit bagi para wisatawan yang singgah di Jogja. Tidak hanya sekedar dilewati, biasanya banyak wisatawan yang berfoto di monumen yang juga dikenal sebagai Tugu Pal Putih itu.
Begitu malam tiba, tempat ini langsung ramai dipenuhi oleh orang-orang yang ingin berfoto bersama atau sekedar kongko-kongko bareng dengan teman. Ternyata, tugu yang sudah berdiri hampir tiga abad itu punya mitos yang mungkin sebagian orang belum banyak yang tahu.
Mitos di Jogja ini sebetulnya sudah lama beredar di kalangan mahasiswa. Apalagi kalau bukan ingin cepat lulus kuliah. Iya, ada yang berpendapat bahwa kalau anda seorang mahasiswa lalu memeluk bagian Tugu Jogja, maka anda akan cepat lulus. Percaya? Silahkan coba.
3. Jangan Pakai Baju Hijau Saat Berenang di Pantai Selatan
Mitos larangan memakai baju hijau saat berenang di pantai selatan mungkin sudah sering kita dengar. Kalau tetap nekat, kabarnya anda akan tersapu ganasnya ombak di pantai selatan. Seram ya!
Beredarnya mitos di JOgja ini tidak lain karena pantai selatan di Yogyakarta sangat berkaitan dengan Nyi Roro Kidul atau sang penguasa laut selatan. Kabarnya jika kita berenang atau bermain air dengan memakai baju hijau di sana, maka ombak yang datang ke kita lebih besar dan kemungkinan akan menyeret kita ke tengah laut.
Penduduk setempat mempercayai jika ada orang yang terseret ke tengah laut, maka orang tersebut akan menjadi budak Nyi Roro Kidul.
Meski penyebab besarnya ombak di pantai selatan secara ilmiah telah dibuktikan karena bentuk geografis dasar pantainya, namun banyak warga yang masih mempercayai bahwa mitos agar tidak berenang memakai baju hijau supaya tidak terseret ombak yang besar memang benar hingga sampai sekarang.
4. Melewati Beringin Kembar di Alun-Alun Kidul Dengan Mata Tertutup
Alun-Alun Kidul atau Alun-Alun Selatan, merupakan sebuah kawasan di dalam Beteng Kraton Jogja yang semakin populer akhir-akhir ini. Setiap akhir pekan dan musim libur, kawasan ini dijejali banyak wisatawan baik lokal dan mancanegara.
Daya tarik banyaknya orang datang ke Alun-Alun Kidul atau biasa disingkat Alkid ini tidak lain adalah beringin kembar yang terletak di tengah-tengah area Alun-Alun. Jika anda ke sana, anda akan melihat banyak orang yang berusaha melewati beringin kembar tersebut dengan mata tertutup yang disebut dengan tradisi Masangin.
Kabarnya, hanya orang yang punya pikiran bersih dan hati yang “lurus” yang bisa berjalan melewati tengah-tengah dua pohon beringin kembar tersebut dengan mata tertutup. Sementara bagi mereka yang punya pikiran dan hati yang “kotor”, dipercaya tidak akan berhasil melewati beringin kembar tersebut karena jalannya akan berbelok tanpa mereka sadari.
Dipercaya juga bahwa mereka yang berhasil melewati beringin kembar tersebut dengan mata tertutup, maka segala keinginannya akan terkabul. Sampai sekarang, tradisi Masangin masih populer. Ini terlihat dari masih banyaknya orang secara bergantian berlomba-lomba untuk membuktikan secara langsung mitos di Jogja yang masih begitu kuat ini. Anda mau coba?
5. Mau Balik Lagi Ke Jogja, Minum Air Dari Selokan Mataram
Selanjutnya mitos di Jogja ini banyak di dengar bagi kamu yang pernah tinggal atau masih menetap di Jogja, baik sebagai mahasiswa atau pekerja, tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama Selokan Mataram. Ini karena saluran air yang berfungsi sebagai kanal irigasi ini, membentang melewati area-area yang kerap menjadi hunian anak kost, mulai dari daerah Pogung sampai Babarsari.
Selokan yang mirip seperti sungai kecil dengan panjang sekitar 31,2 km ini dibangun saat masa penjajahan Jepang. Dan ada sebuah mitos yang berkembang terkait Selokan Mataram ini.
Dipercaya bahwa jika kamu meminum air yang berasal dari Selokan Mataram, maka itu akan membuat kamu kembali lagi ke Jogja setelah kamu meninggalkan Kota Pelajar ini. Tapi sekali lagi mitos di Jogja ini hanya berlaku bagi mereka yang memercayainya saja.