Berbicara tentang Patuk, Gunungkidul kita tidak saja hanya akan menemukan objek wisata Nglanggeran dengan kawasan ekowisata Gunung Api Purba. Namun di tempat ini juga ada Desa Wisata Ngoro-oro yang lebih dikenal dengan Desa Seribu Menara.
Alasannya cukup sederhana, di desa tersebut akan dengan mudah ditemukan stasiun pemancar. Baik itu untuk televisi maupun komunikasi.
Tak kalah menarik Desa Wisata Ngoro-oro selain miliki potensi wisata dan kuliner yang ‘menggigit.’ Mereka juga miliki destinasi yang wajib dicoba berupa edukasi pengolahan sampah.
Bagaimana desa ini telah miliki kesadaran yang cukup baik. Sampah harus dikelola sedemikian rupa untuk menjaga kelestarian alam.
Dan kebetulan, awak Kanal Jogja diajak untuk mencoba paket wisata edukasi sampah ini. Tak sendiri tapi ada juga kawan-kawan mahasiswa UGM, anggota Generasi Pesona Indonesia (GenPI), perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.
Selama hampir satu hari, kami diajak untuk berkenalan dengan sampah dan bagaimana mengelolanya dengan apik. Menjadikan sampah yang seringkali dipandang sebelah mata menjadi produk yang bernilai jual.
Baca juga: 9 Objek Wisata di Patuk, Gunungkidul
Desa Wisata Ngoro-oro Tawarkan Edukasi Pengolahan Sampah
Desa wisata satu ini tak ubahnya desa wisata pada umumnya. Di mana mereka menawarkan pengalaman kepada para pengunjung nuansa desa yang sesungguhnya.
Melihat keindahan alam secara langsung, menikmati kudapan khas, bercengkrama ala masyarakat desa bisa jadi itu adalah hal biasa. Tapi saat berada di desa ini ada pengalaman lain yang tak boleh dilewatkan.
Apalagi kalau bukan tentang cara mengolah sampah. Meski kegiatan hanya beberapa jam saja tentu akan membekas pada ingatan peserta.
Bagaimana kemudian peserta bisa lebih peduli dengan sampah dihasilkan. Tidak kemudian langsung dibuang tapi disarankan untuk dipilih dan dipilah.
Hal ini untuk memudahkan dalam proses selanjutnya. Sikap ini bila bisa ditekankan kepada seluruh masyarakat maka jumlah sampah akan lebih terkontrol.
Terutama sampah-sampah yang kemudian bisa diolah kembali menjadi produk bernilai lainnya. Baik itu sampah organik maupun anorganik bila ditangan orang yang tepat maka tak ubahnya mutiara.
Baca juga: Curug Gedhe, Air Terju di Tengah Lembah
Paket Wisata Bisa Dipilih
Saat ini mereka setidaknya miliki 3 paket wisata yang berkaitan dengan edukasi pengolahan sampah. Mulai dari paket 1, 2 dan 3.
Mereka yang ambil paket 1 maka akan mempelajari tentang bagaimana pengolahan eco-enzym, pembuatan kompos dan budidaya maggot. Paket 1 dibandrol dengan harga Rp 150.000,-.
Paket 2 dengan harga yang sama peserta akan diajak untuk belajar tentang kerajinan tangan berbahan sampah. Mungkin sebelumnya kita tidak akan menyangka bahwa sampah bisa disulap menjadi sesuatu yang apik dan menarik.
Sementara itu untuk paket 3 peserta akan diajak untuk pengelolaan sampah baik itu organik maupun anorganik di bank sampah. Paket ini dilepas dengan harga Rp 180.000,-.
Paket tersebut sudah termasuk pemandu wisata, tiket masuk Desa Wisata Ngoro-oro, transportasi / shutle, snack, makan siang dan suvenir. Untuk snack dan makan siang kita akan menikmati berbagai kuliner khas pedesaan.
Nasi Gumbrek dengan Filosofinya
Kami, saat itu berkesempatan untuk mencicipi wedang secang, gedang godog, kimpul, kacang dan kue beras. Selanjutnya untuk makan siang kami istirahat di Warung Pinggir Sawah Mbendo dengan kuliner khas mereka berupa Nasi Gumbrek.
Konon, nasi ini akan senantias hadir sebagai wujud syukur bila sapi warga melahirkan. Isiannya pun unik dan menarik karena terdiri dari 7 item mulai dari gudangan, ayam suwir, telur, gereh (ikan asin), sayur kulit mlinjo, dan sambal kentang.
Di tengahnya ada nasi tumpeng yang menggambarkan keagungan Tuhan sebagai maha pencipta. Di kelilingi aneka hasil pertanian yang begitu mudah ditemukan di desa-desa.
Dari sepiring menu ini kita akan belajar tentang ekosistem dan keindahan. Di mana satu sama lain harus saling melengkapi dan penuh toleransi. Terlihat dari jumlah lauk yang takaran tidak lebih dan tidak kurang.
Bagi kamu yang penasaran dan ingin tahu pengolahan sampah menjadi sesuatu yang bernilai lebih maka sangat disarankan untuk berkunjung ke Desa Wisata Ngoro-oro. Bertemu dengan pelaku yang telah belasan tahun berkutat dengan sampah.
Kerja apik ini tak lepas dari pengabdian masyarakat UGM tahun 2022 dengan skema Desa Binaan. Mereka sejak beberapa tahun terakhir koloborasi dengan masyarakat setempat guna kembangkan potensi desa wisata berbasis edukasi.
Untuk narahubung bisa menghubungi Ibu Jumirah Sampah di 08814123955, Giyanto di 082134318721 atau Apri di 081904043741. Jadikan liburanmu makin bermakna sembari belajar tentang bagaimana menjaga kelestarian alam dengan mudah dan menyenangkan.