Pantai Bugel saat ini memang tenggelam dan tidak setenar dua pantai yang mengapitnya. Seolah menjadi anak tiri, objek wisata yang terletak diantara Pantai Trisik dan Pantai Glagah ini hanya dikunjungi segelintir orang.
Namun jangan salah, objek wisata ini tetap menarik perhatian. Khususnya bagi mereka yang ingin kesan eksklusif tanpa ada saingan dalam menikmati keindahan alam. Suasana di tempat ini benar-benar beda, terutama dengan deburan ombaknya yang begitu besar.
Yang kadang membuat siapa saja takjub, bagaimana mungkin perahu nelayan yang tergolong kecil mampu melewati hantaman ombak yang cukup dahsyat. Mereka seolah tak takut dengan kekuatan alam yang tidak dapat ditebak.
Bagi sebagian orang pantai dengan pasir hitam ini adalah daerah penghasil trasi. Fakta yang tak terbantahkan adalah adanya bau “udang busuk” yang menyengat. Namun semua itu tak akan terasa manakala telah diolah menjadi sambal terasi.
Menjadi pengalaman yang tak terlupakan kiranya bila berkunjung ke Pantai Bugel sembari menikmati hasil tangkapan ikan laut yang masih segar. Tak lupa menyantapnya dengan sambel trasi hasil olahan penduduk setempat.
Ada baiknya bila berkunjung ke Pantai Bugel untuk tidak mandi karena resiko yang terlalu besar. Bermain air dipinggir pantai dirasa sudah lebih dari cukup.
Tapi bagi sebagian yang lain khususnya mereka yang berasal dari pemerhati lingkungan. Pasalnya beberapa waktu yang lalu berhembus kabar bahwa pantai ini kaya akan pasir besi dan layak tambang.
Namun demikian hingga saat ini kegiatan pengolahan pasir besi secara massif masih mendapat penolakan. Hal ini karena bisa jadi akan merusak ekosistem alam yang ada.
Berhubung letaknya diapit pantai yang jauh lebih tenar ada baiknya bila berkunjung menggunakan jalur selatan. Dari pusat kota Jogja melalui Jalan Bantul kemudian ambil kanan di perempatan Palbapang.
Kelebihan menggunakan jalur yang melintasi Jalan Srandakan selain jalannya mulus tentu saja relative lebih aman daripada menggunakan Jalan Wates Purworejo yang banyak dilalui kendaraan besar.
Bukan hanya itu saja tapi, tapi sepanjang perjalanan akan disambut dengan keindahan alam pedesaan. Sesekali akan terlihat bibir pantai yang malu-malu dan kemudian hilang. Silih berganti hingga menemukan objek wisata di tuju.