Pantai Parangkusumo, Pantai Dengan Kisah Cinta Yang Unik

Bagi mereka yang pernah berkunjung ke Pantai Parangkusumo pastinya sudah tahu tempat ini bukan hanya sekedar objek wisata. Tapi menjadi satu tempat penuh misteri yang hingga kini masih banyak didatangi pengunjung bukan hanya untuk “wisata” semata tapi terkadang ada misi lain.

tradisi di pantai parangkusumo
suara.com

Hal ini tak bisa lepas dari anggapan Pantai Parangkusmumo sebagai tempat paling sakral di Jogja dan memiliki kaitan erat proses berdirinya Kraton Jogja. Hingga saat ini masih diyakini bahwa pantai yang letaknya segaris dengan Merapi dan Kraton ini sebagai pintu gerbang menuju Kraton Laut Selatan.

Bukan hanya itu saja tapi di tempat ini juga diyakini sebagai tempat pertemuan  pendiri Kraton Jogja Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul. Adapun bukti pertemuan penuh sejarah itu berupa Batu Cinta yang ada di dalam Cepuri.

Tempat Pertemuan Raja dan Ratu Kidul

Konon batu yang besar dan ada di sebelah utara digunakan sebagai tempat duduk Penembahan Senopati. Sedang batu kecil yang ada di sisi selatan digunakan sebagai tempat duduk Ratu Kidul.

Oleh karena itu ada sebagian orang yang mengatakan Pantai Parangkusumo adalah Pantai Cinta di Jogja. Dan hal ini tentu saja beralasan setelah mendengar penuturan warga sekitar secara turun temurun.

Dalam pertemuan tersebut didapat kesepakatan bahwa anak keturunan Panembahan Senopati yang tak lain bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono akan menjadi suami Kanjeng Ratu Kidul. Hanya saja dalam pernikahan mereka tidak boleh ada anak yang dilahirkan.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Lokasi Pantai Parangkusumo

Letaknya sangat mudah dijangkau, berada disekitar 30 kilometer dari pusat kota Jogja. Tinggal berjalan ke arah selatan menyusuri Jalan Parangtritis maka pantai yang diapit Pantai Parangtritis dan Pantai Depok ini akan ketemu.

Memasuki pantai ini akan merasakan aura yang beda dengan pantai pada umumnya. Dimana bau harum bunga akan langsung terasa. Terlebih ada malam-malam keramat dimana banyak peziarah yang hadir.

Yang dimaksud malam keramat adalah malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon dimana jumlah pengunjung akan bertambah beberapa kali lipat.

Jangan kaget ditempat ini juga kadang dengan mudah akan ditemukan penjual bunga setaman dan kelengkapannya. Di tengah Cepuri biasanya juga ada bakaran kemenyan atau bunga sisa sesaji.

Puncak Kunjungan pada Labuhan Alit

Tempat ini biasanya akan mengalami puncak kunjungan pada Labuhan Alit yang digelar satu tahun sekali setiap tanggal 30 Rajab dalam penanggalan Jawa. Kegiatan ini dilangsungkan sebagai ucapan rasa syukur kepada Kanjeng Ratu Kidul atas perlindunganya.

Selain itu di tempat ini juga sering digunakan untuk Upacara Melasti bagi umat Hindu. Upacara ditepi pantai ini diadakan setiap 3 hari sebelum hari raya Nyepi yang bertujuan untuk membersihkan diri.

Pos terkait