Mungkin tak banyak yang tahu bila Jogja memiliki pabrik cerutu tertua di tanah air. Bila kamu penasaran bolehlah datang ke Lempuyangan, tepatnya di Jalan Kompol Bambang Suprapto, Nomor 2A, Baciro, Gondokusuman maka akan ditemukan PD Taru Martani Jogja.
Pabrik ini telah ada sejak zaman pendudukan Belanda. Persisnya dibangun tahun 1918 artinya tahun ini telah berusia 102 tahun. Satu industri yang cukup kokoh tentunya dimana keberadaannya masih bisa diterima publik.
Sejarah Pabrik Cerutu Tertua di Indonesia
Taru Martani pada awal berdirinya bernama NV Ngresco yang kala itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan cerutu bagi prajurit dan petinggi Belanda yang ada di Jogja. Tapi dalam berjalannya waktu ternyata banyak yang tertarik dengan produk ini dan mereka memutuskan untuk menjual juga kepada mereka yang berduit.
Pada masa kejayaan di tahun 1930 mereka memiliki tenaga kerja lebih dari 1.000 pekerja.
Ketika Jepang masuk tanah air pabrik ini berganti nama menjadi Java Tobacco Kojo. Namun setelah Indonesia merdeka tahun 1945 pabrik yang pada awalnya ada di Bulu, Jalan Magelang dipindah ke dekat Kraton Yogyakarta.
Perubahan nama kembali terjadi pada 23 September 1972. Nama yang dipilih adalah Taru Martani dan kala itu diresmikan Menteri Ekonomi Keuangan dan Industri yang dijabat Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Pabrik Sekaligus sebagai Cagar Budaya
Paling menarik tentu saja dengan ditetapkannya PD Taru Martani sebagai cagar budaya. Artinya apa yang ada di dalamnya tidak akan mengalami perubahan.
Cagar budaya ini terdiri dari 2 blok besar, satu untuk produksi dan satu untuk administrasi. Bangunan dengan arsitektur khas Belanda nampak nyata begitu kita masuk. Lorong, jendela dan pintu-pintu besar khas Eropa membuat seluruh bangunan kian artistik.
Mungkin kita sebagai orang awam tak bisa masuk untuk melihat proses produksi cerutu yang go internasional tapi minimal kita harus bangga. Ternyata ada wakil Jogja yang bisa diterima pasar asing.
Arti Taru Martani
Taru Martani itu sendiri memiliki arti ‘Daun yang Menghidupi’. Diambil dari filosofi daun tembakau sebagai bahan utama dari pembuatan cerutu.
Perusahaan cerutu berkelas internasional ini menjadi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka dalam satu hari setidaknya memproduksi 35.000 hingga 40.000 cerutu.
Puluhan ribu cerutu ini dihasilkan dari 7 mesin produksi. Tak hanya dengan mesin, mereka juga memproduksi dengan cara manual. Saat ini setidaknya dengan 270 tenaga kerja mereka mampu menghasilkan 300 hingga 500 batang cerutu terbaik.
Produk mereka setidaknya menghasilkan 2 macam olahan tembakau. Yang pertama dan utama tentu saja cerutu dan satu lagi berupa tembakau iris (TIS) atau biasa disebut lintingan (tingwe).
Saat ini setidaknya ada 14 jenis cerutu yang mereka produksi mulai dari Cigarillos / Treasure, Extra Cigarillos, Senoritas, Panatella, Slim Panatella, Half Corona, Corona, Super Corona / Grand Corona, Boheme, Perfecto, Royal. Rothschild, dan Churchill.
Guna memberi pengalaman yang berbeda mereka memiliki 3 formula campuran cerutu yakni Natural Cigar (murni tembakau), Flavour Cigar (tembakau dengan saus / aroma mulai dari Mint, Amareto, Vanilla, Rum dan Hazelnut) dan Mild Cigar (tembakau “ringan’).
Yang bikin bangga dari pabrik ini dimana mereka hanya menggunakan bahan tembakau lokal dan tidak ada yang impor. Mayoritas tembakau di suplai dari Temanggung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
Dengan mempertahankan produksi dalam negeri ini dalam upaya menjaga citarasa agar tetap terasa Indonesia-nya. Selain untuk produksi dalam negeri Taru Martani juga menjual produk mereka hingga benua Eropa, Amerika dan Asia sendiri.
Kafe Taru Martani Jogja
Seperti disampaikan diatas, bisa jadi setiap orang tidak bisa masuk untuk menikmati keindahan PD Taru Martani. Tapi jangan khawatir di depan ada sebuah kafe sebagai tempat kumpul dan makan-makan dengan orang terkasih.
Nuansa kafe dibuat sedemikian rupa sehingga membuat siapa saja yang datang akan merasa tersihir. Oh begini ya pas zaman dulu itu. Selain banyaknya ornamen tempo dulu tentunya ada foto-foto jadul untuk melihat kejayaan cerutu tanah air.