Teater Senthir Hadirkan Dharma Pulung Gantung sebagai Kritik Sosial

Teater Senthir Yogyakarta sukses mementaskan Dharma Pulung gantung di Kampus 1 Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada Minggu, 24 November 2024. Pentas yang sarat akan kritik sosial ini sukses memukau ratusan penonton yang didominasi kaum hawa.

dharma pulung gantung
dok Teater Senthir

Mengisahkan tentang lara seorang anak perempuan yang diketahui bernama Arum. Gadis cantik ini tak lain adalah seorang anak pemangku adat. Di mana berbagai peraturan dan mitos masih begitu kuat dan salah satunya adalah pulung gantung sebagai akibat murkanya ‘pengusa’ setempat.

Cerita diawali dengan adanya sejumlah warga yang melihat bola api jatuh dari langit dan menimpa salah satu rumah warga. Konon mereka yang kejatuhan pola api ini akan terjadi peristiwa bunuh diri dengan cara gantung diri.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Selanjutnya ada berbagai adegan yang lebih rasional bahwa bunuh diri bukan karena adanya cahaya yang jatuh tersebut. Namun lebih karena adanya depresi yang menimpa seseorang.

Dhrama Pulung Gantung, Cerita yang Begitu Kompleks

Kisah ini diwakili sosok Arum yang mana ia mendapat banyak tuntutan dari orang tua. Terlebih baik ayah maupun kakeknya menginginkan anak laki-laki sebagai penerus pemangku adat.

Namun anak yang terlahir justru perempuan. Berbagai perlakuan kurang menyenangkan diterima Arum hingga pada satu titik ia tidak kuat dan memilih keluar dari rumah.

Apesnya, karena hal ini ia harus menjadi korban perkosaan. Berbagai cobaan ini semakin membuat Arum bingung harus pergi kemana dan berniat mencoba bunuh diri.

YOUR EXISTING AD GOES HERE

Dari kejadian ini warga mengaitkan pulung gantung benar adanya karena bola api yang jatuh menimpa rumah warga. Namun faktanya Arum berniat mengakhiri hidup karena tidak sanggup dengan berbagai cobaan yang ada.

Berbagai simbol dan adegan muncul selama pementasan dan membuat ratusan pengunjung dibuat takjub dengan karya yang disiapkan dalam beberapa bulan saja.

Mereka yang menjadi pemain utama adalah calon anggota baru Teater Senthir. Sementara itu untuk pimpinan produksi dipegang Maryam Koria dan untuk sutradara ada Angel.

Ditemui di tempat terpisah, Angel selaku sutradara melalui pementasan ini ingin mengatakan bahwa pulung gantung itu lebih pada mitos. Secara fakta mereka yang bunuh diri lebih karena ada banyaknya masalah yang tidak terselesaikan dan depresi.

Selain itu melalui pementasan ini mereka juga ingin menyampaikan beberapa pesan terkait pentingnya isu kesetaraan gender. Terakhir Angel mengatakan bahwa kekerasan pada anak dapat menyebabkan anak salah langkah.

Ditemui di waktu terpisah, Hilda Agustusin selaku Ketua Teater Senthir menambahkan apa yang disampaikan Angel. Melalui sebuah karya Teater Senthir ingin menggali sebuah keresahan masyarakat dan mengungkap mitos tentang “pulung gantung” di Gunungkidul.

Menurut perempuan berhijab ini ada satu dialog penting dalam pementasan “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.” Kalimat ini menjadi inti cerita dari apa yang dipentaskan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan