Bosan dengan suasana perkotaan dan sejenak ingin tinggal di pedesaan. Datanglah ke Desa Wisata Ketingan, yang terletak di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Jogja.
Untuk menuju tempat ini paling mudah dari Tugu Jogja lurus ke barat hingga Jalan Godean Km 7,5. Nanti akan ketemu perempatan Munggur dan belok kanan. Letaknya sebelah kanan jalan sebelum Pasar Cebongan.
Di tempat ini dapat dilihat secara dekat Burung Kuntul. Terlebih pada sore hari saat mereka pulang mencari makan. Akan terlihat ratusan hingga ribuan burung berwarna putih di atas perkampungan dan hinggap di pohon yang tinggi-tinggi.
Untuk memanjakan pengunjung agar bisa melihat lebih dekat. Di tempat ini juga disediakan menara pengamatan. Tapi bagi yang phobia terhadap ketinggian dirasa di bawah juga sudah cukup.
Baca juga: 14 Desa Wisata Paling Populer di Jogja
Desa Wisata Ketingan Telah ada Sejak Puluhan Tahun Lalu
Objek wisata menarik ini telah ada sejak 24 tahun yang lalu dan diresmikan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Meski telah ada sejak tahun 1997 tapi mulai dilirik wisatawan yang mayoritas dari perkotaan pada tahun 2000-an.
Di tempat ini selain dapat mengamati satwa yang dilindungi wisatawan juga dapat beraktifitas layaknya orang desa seperti bercocok tanam.
Mereka akan tinggal di rumah penduduk atau lebih tepatnya home stay. Rumah yang disediakan cukup banyak ada sekitar 30 rumah dan bisa digunakan utuk rombongan besar.
Hebatnya lagi para wisatawan yang datang akan didampingi pemandu wisata yang akan memperkenalkan desa wisata Ketingan. Selama menjadi orang desa para pengunjung akan dijamu dengan berbagai makanan khas pedesaan.
Wisatawan juga bisa belajar memasak dengan cara tradisional, tentunya dengan tungku dan kayu bakar.
Saat malam tiba suasana desa akan lebih terlihat. Sebelum tidur diperkenalkan permainan khas orang desa dengan ditemani kunang-kunang. Yang tak kalah asyik adalah saat tidur yang diiringi suara kodok dan jangkrik.
Sangat menarik tentunya, khususnya bagi yang tinggal diperkotaan. Suatu pengalaman yang tidak akan mungkin di dapat selama mereka hidup di kota.
Adanya ribuan burung Kuntul itu terjadi secara tiba-tiba. Berdasar informasi yang didapat burung itu datang dalam jumlah besar saat musim kawin.
Semula para warga beranggapan bahw burung yang dilindungi pemerintah ini adalah hama pemakan tanaman. Namun, pada kenyataanya burung tersebut bukanlah hama dan musuh petani setempat karena mereka hanya numpang tidur.
Pohon-pohon yang dijadikan tempat tinggal sangat banyak. Rata-rata pohon tersebut cukup tinggi dan beberapa diantaranya adalah pohon mlinjo, pohon johar, pohon nangka, pohon adem-adem ati, pohon bambu, pohon flamboyan dan beberapa jenis yang lain.
Untuk menjaga kelestarian burung ini maka warga tergabung dalam sebuah komunitas yang konsen terhadap perlindungan burung kuntul. Mereka mayoritas warga Ketingan dan tentu saja pihak-pihak yang peduli terhadap kelestarian hewan langka.