Kamu para pecinta martabak atau kuliner pedas? Saatnya berkunjung ke Kedai Martadas yang ada di Jalan Griya Taman Asri, Grojokan, Pandowoharjo atau mudahnya perempatan Masjid Suciati Saliman ke utara sekitar 100 meter kanan jalan.
Sangat mudah dijangkau mengingat lokasi yang cukup strategis. Bisa ditempuh dalam beberapa menit dari Sleman City Hall atau kompleks Pemda Sleman.
Saat ini kedai dengan dominasi warna merah ini beroperasi dari pukul 14.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sementara itu dalam waktu dekat mereka tengah melengkapi tim supaya bisa beroperasi dari pukul 09.00 WIB – 22.00 WIB.
Martadas hadir dengan konsep yang berbeda. Di mana pada umumnya pelanggan membeli martabak untuk buah tangan. Namun di tempat ini pelanggan bisa menikmati martabak sembari mengerjakan tugas.
Selain ada martabak pedas mereka juga hadirkan minuman sebagai pelengkap. Tak hanya itu saja tapi juga ada fasilitas free wifi yang bikin betah untuk duduk lebih lama.
Bagi kamu yang cukup sibuk dan tidak bisa datang langsung bisa melakukan pemesanan online via aplikasi. Martadas kini bisa ditemukan dalam berbagai aplikasi seperti Go Food, Shopee Food dan Grab Food.
Martadas sebagai Kuliner Sejuta Umat dengan Cita Rasa Pedas
Menurut Riyan Indarto selaku Direktur BUMKal Sendang Makmur mengatakan bahwa lini bisnis ini sengaja dipilih karena mewakili usaha para pelaku UMKM. Selain itu tentu untuk menaik kelaskan citra martabak di mana makanan ini identik usaha kaki lima.
Selain itu masih menurut Riyan, Martadas hadirkan sesuatu yang beda karena secara basic hadirkan menu yang berbeda berupa martabak pedas. Mengingat hingga saat ini (di Jogja khususnya) hampir bisa dipastikan martabak pedas belum ada.
Kekhasan inilah yang akan menjadi daya tarik tersendiri karena untuk menikmati Martadas tidak lagi dibutuhkan cabai atau sambal. Sangat cocok menjadi teman bagi mereka yang ingin duduk dan bersantai.
Anak muda menjadi target market yang dibidik dimana mereka seringkali kulineran sambil duduk santai dan mengerjakan tugas. Pun demikian tempat ini sangat cocok untuk segala usia.
Saat ini setidaknya tersedia 3 varian mulai dari original pedas, keju pedas dan mozarela pedas. Sementara itu untuk tingkat kepedasannya tersedia dari level 1 hingga 5.
Mereka pun tengah menyiapkan varian baru dan akan diluncurkan bulan depan. Salah satunya adalah martabak manis dengan sentuhan khusus.
BUMKal Sendang Makmur sebagai Unit Usaha Tingkat Desa
Masih ditempat yang sama, Lurah Desa Sendangadi Sugengno mengatakan bahwa adanya BUMkal ini sebagai bentuk perwujudan atau realisasi dari amanat undang-undang yang ada. Dimana saat ini tiap desa atau kelurahan wajib memiliki BUMKal.
Bukan hanya sekedar realisasi dari UU lebih dari itu diharapkan mampu memberi kesejahteraan bagi anggota dan karyawan yang ada didalamnya. Selanjutnya kemudian memberi kontribusi positif di tingkat desa.
Martadas diluncurkan pada Minggu, 4 Februari 2024 atau satu bulan setelah kepengurusan dilantik. Tak ingin menunggu terlalu lama, kerja nyata langsung ditunjukkan dan diharapkan apa yang ada akan terus berkembang.
Peresmian usaha yang pertama ini ditandai dengan kegiatan potong pita oleh Bapak Sugengno selaku Lurah Sendangadi didampingi Riyan Indarto selaku Direktur BUMKal Sendang Makmur beserta jajaran pengurus. Mereka adalah Yonatan Untaryanto selaku manager operasional, Bibit Darsini selaku bendahara dan Heaven Majesty selaku sekretaris.
Kegiatan ini dihadiri para pejabat struktural yang ada di lingkungan Kelurahan Sendangadi. Turut hadir pula Titik Susanawati selaku Dukuh Tlacap dan RT, RW setempat.
Saat ini baru ada satu outlet, akan tetapi BUMkal Sendang Makmur akan terus dikembangkan. Bukan hanya menambah jumlah outlet saja lebih dari itu juga lini bisnis yang lain.
Untuk jangka menengah mereka akan membangun bisnis broker / supplier material untuk pembangunan di area Sendangadi dan sekitarnya. Sementara itu untuk jangka panjang akan menghidupkan potensi pariwisata unggulan di Sendangadi.
Lokasi dipilih tentu saja dimana adanya sendang sebagai cikal bakal Kelurahan Sendangadi. Di mana saat ini setidaknya ada tanah kas desa seluas 6 hektar yang siap dibangun dan kembangkan.
Harapannya lahan tersebut bisa diubah menjadi semacam desa wisata yang menyediakan berbagai fasilitas. Baik itu untuk wisata keluarga, permainan hingga pendidikan dengan tetap memperhatikan ekosistem yang ada.