Monumen Jogja Kembali (Monjali) menjadi salah satu objek wisata paling popular untuk kalangan pelajar di Kota Pendidikan. Terutama mereka yang masih duduk di bangku TK hingga SMP.
Di tempat ini banyak tersimpan memorabilia dan replica berbagai benda terkait pendudukan TNI di Jogja selama 6 jam pada tanggal 1 Maret 1949. Peristiwa yang mampu membuka mata dunia bahwa TNI yang bersenjata ala kadarnya mampu menduduki Jogja yang dikuasai Belanda.
Lokasi menarik yang terletak di Jalan Lingkar Utara atau di Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kapanewon Ngaglik ini mampu menjelaskan banyak peristiwa tentang peristiwa sejarah itu. Mulai dari sebelum peristiwa, saat peristiwa hingga hal-hal yang terjadi pasca serangan umum 1 Maret.
Luas area Monumen Jogja Kembali (Monjali) mencapai 5,6 hektar. Di dalam bangunan menyerupai kerucut setinggi 31,8 meter terdapat ruang pamer sebanyak 3 lantai.
Belum juga masuk ke area monument para pengunjung sudah disambut dengan replica pesawat. Untuk pintu timur ada pesawat Cureng sedang pintu barat ada pesawat Guntai. Selain itu di pelataran terdapat senjata besar yang digunakan pada jaman dulu.
Monumen Jogja Kembali, Cara Mempelajari Sejarah Mudah dan Menyenangkan
Penting untuk dibaca ada sebuah tembok yang bertuliskan 420 nama pahlawan yang gugur dalam peperangan. Selain itu ada persembahan Chairil Anwar untuk para pejuang yang tidak teridentifikasi dalam puisi Karawang Bekasi.
Untuk masuk ke dalam museum para pengunjung harus menyeberang dari kolam yang mengelilingi. Terdapat 2 pintu masuk baik yang ada di pintu barat maupun pintu timur.
Mengarahkan wisatawan untuk masuk lantai 1. Di dalamnya terdapat sedikitnya 1.000 koleksi atau benda bersejarah yang bisa dilihat dengan seksama.
Banyak hal yang bisa dilihat yang akan membawa para wisatawan seolah berada langsung pada peristiwa membanggakan itu. Uniknya di lantai tersebut juga terdapat ruang serba guna yang bisa disewa untuk berbagai kegiatan semisal acara perkawinan.
Sementara itu, pintu utara dan selatan akan membawa wisatawan menuju ke lantai 2. Di dalamnya terdapat 40 relief yang menceritakan peristiwa bersejarah dari 17 Agustus 1945 sampai dengan 28 Desember 1949.
Bukan hanya kontak fisik, tapi ada juga peristiwa diplomasi antara pemerintah dengan Belanda. Selain itu ada juga diorama dari berbagai peristiwa bersejarah yang menyelamatkan bangsa.
Puas mengitari dan memperlajari sejarah yang ada bila kaki pegel silakan naik ke lantai 3. Di ruang tersebut dapat memberikan rasa nyaman karena dapat mendinginkan tubuh.
Silakan duduk dan menikmati hening yang ada. Selain itu masih ada tiang bendera lengkap dengan Merah Putih. Ada juga relief gambar tangan pada sisi sebelah barat untuk perjuangan fisik dan sebelah timur untuk perjuangan diplomasi.
Selain sebagai tempat wisata edukasi, ternyata dalam proses pembangunan monument ini juga sangat unik. Bagaimana bangunan ini dibuat segaris dengan garis imajiner antara Gunung Merapi, Tugu Jogja, Kraton Jogja, Panggung Krapyak dan Pantai Parangkusumo.