Sebagai warga Jogja tentu saja patut gelisah dengan adanya dampak kenaikan BBM. Di mana pemerintah secara resmi telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 3 September 2022.
Seperti kita tahu, BBM jenis Pertalite pada Agustus 2022 masih di angka Rp 7.650 per liter. Dan tak perlu waktu lama angka tersebut naik menjadi Rp 10.000 liter.
Tak hanya itu saja tapi juga dibarengi jenis BBM lainnya. Di mana Solar subsidi pada awalnya di angka Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Dari ketiga BBM tersebut tentu mayoritas atau lebih kurang 70% masyarakat Indonesia adalah pengguna Pertalite dan saya pun demikian. Dan kini angkanya melambung hampir 30%.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana kita sebagai masyarakat umum tanpa subsidi bisa menutup angka tersebut. Beruntung bagi mereka yang mungkin memiliki gaji di bawah Rp 3.5 juta akan mendapat subsidi.
Artinya bisa hampir dipastikan semua karyawan di Jogja yang miliki UMR skala Rp 2 jutaan akan mendapat subsidi tersebut. Selain itu pemerintah juga telah menyiapkan jaring pengaman bagi sebagian masyarakat.
Baca juga: Kesehatan Mental Kian Terjaga Bersama Lokita
Cara Sanggah untuk Mendapat Subsidi Pemerintah
Mereka yang tidak termasuk dalam kategori penerima upah di bawah Rp 3.5 juta maupun yang tidak terdata di Kemensos tentu akan gigit jari. Ketika ditanya jumlahnya tentu tak sedikit dan bisa jadi kita maupun orang sekitar adalah orang-orang yang kurang beruntung.
Bila kamu menjadi salah satu orang yang berhak untuk mendapat subsidi dan ternyata belum termasuk di dalamnya maka bisa melakukan sanggah. Caranya pun cukup mudah, di mana kita sebagai warga negara Republik Indonesia bisa menginstal Aplikasi Cek Bansos dan mengisi form yang ada.
Nantinya mereka yang berhak akan diverifikasi untuk mendapat bansos sesuai kebijakan yang ada. Belum tentu berhasil tapi bisa dicoba tentunya.
Baca juga: Jenis-Jenis Mobil yang Banyak Dipasarkan di Indonesia
Dampak Kenaikan BBM
Berbicara tentang dampak kenaikan BBM tentu mereka yang akan terdampak untuk kali pertama adalah sektor transportasi. Di mana setiap orang harus menyiapkan dana lebih kurang 30 persen setiap bulannya.
Karyawan atau siapapun yang miliki mobilitas tinggi diatas kendaraan tentu juga akan merasakan hal serupa. Ingat, tanpa BBM bisa dipastikan pekerjaan tidak akan tuntas.
Tak ingin berbicara tentang inflasi, tapi kondisi ini hampir bisa dipastikan menjadi alasan bagi setiap pelaku usaha untuk menaikkan harga yang ada. Dalam bidang apapun hampir bisa dipastikan akan melakukan hal serupa.
Ingat barang bisa sampai ditujuan bukan tanpa sebab tapi pastinya membutuhkan sarana transportasi. Bagai bola salju yang mana satu sama lain akan seiring sejalan dan terus membesar hingga hilir.
Sektor kedua yang hampir dipastikan akan terdampak sebagai akibat kenaikan BBM ini tentu saja sektor logistik atau pengiriman. Driver ojek dan pengantar paket tentu menjadi orang yang akan sangat merasakan dampak secara langsung.
Semisal bila sebelumnya dalam satu hari cukup dengan Rp 20.000 maka kini harus merogoh kocek setidaknya Rp 26.000. Angka yang cukup besar bila kemudian dibandingkan dengan pendapatan yang masih sama bukan.
Sektor Lain Bakal Mengikuti
Tak perlu waktu lama kita pun akan bisa melihat dan merasakan secara langsung akan dampak tersebut. Cukup pergi ke angkringan dan nikmati apa yang ada.
Pun demikian fenomena ini tak ubahnya dengan harga kenaikan minyak goreng beberapa waktu lalu. Yang mana untuk satu komoditi kemudian diikuti komoditi lainnya.
Sebelumnya saya bisa merasakan nikmatnya gorengan di angkringan dengan harga Rp 1.000. Dan setelah itu menjadi Rp 5.000 untuk 4 potongnya.
Bisa ditebak kemudian nantinya bila saya di angkringan maka harga akan berubah menjadi berapa?